Kamis, 11 Oktober 2012

Menjelajah kota-kota penuh pesona di Jawa tengah.

Cerita liburan saya kali ini berawal dari seorang teman yang mau mengisi libur lebaran dengan mudik ke kampung halamannya di Jawa tengah, dan saya pun tertarik untuk ikut berlibur.
Kota pertama yang kami tuju adalah Jogyakarta. Berada selama tiga hari di Jogja adalah pengalaman yang mengesankan buat saya, pasalnya saya senang karena diajak berkeliling Jogja.
Malioboro sudah tentu kami jelajahi, selain berada dipusat kota, malioboro juga mudah dijangkau dengan transportasi umum, tapi untungnya kakak teman saya mau mengantar kami jalan-jalan, so.. selain tidak tersesat, ongkos pun irit hehehe :)
Waktu di malioboro tidak kami sia-siakan, aneka kuliner kami coba, berbelanja batik dan oleh-oleh khas jogja juga tidak ketinggalan, naik delman keliling keraton juga seru..wah yang lebih istimewa lagi, harga barang dan makanan di jogja cukup bersahabat untuk kantong saya ;)

Magelang, borbudur
Hari kedua di Jogja kami isi dengan berpetualang ke candi borobudur, letak candi borobudur berada di magelang, karena susahnya transportasi umum akhirnya kami pun diantar lagi oleh kakak teman saya.
Borobudur adalah candi yang cukup terkenal, baik untuk wisatawan lokal dan mancanegara. Jalan-jalan ke borobudur jangan lupa membawa topi atau payung, karena cuaca di sekitar kawasan tersebut cukup panas dan terik. Tetapi jika sobat lupa membawanya, tenang saja, ada jasa penyewaan payung dengan tarif murah.
Candi borobudur
Saat memasuki area candi, para petugas penjaga mewajibkan setiap pengunjung untuk mengenakan batik, yup tujuannya untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia. Melihat candi borobudur tidak puas kalau hanya dilihat dari kejauhan saja, so.. jika mau lihat lebih dekat dan nyata, harus mendaki ya sobat :) mendaki candi borobudur cukup tinggi, untuk menghindari dehidrasi jangan lupa membawa sebotol mineral ya.. ^^
Candi borobudur ini, sudah mengalami pemugaran dan tetap dilestarikan keberadaannya, batu-batu asli yang masih tersisa bisa dibedakan dengan batu baru hasil pemugaran dengan mengenalinya dengan tanda titik putih yang terdapat pada bangunan candi.
Untuk candi borobudur, wow keren banget.. gak heran banyak bule yang bela belain ke Indonesia hanya untuk melihat candi warisan kerajaan budha di tanah Jawa ini.

Masih berada di Jogja, saya tidak mau ketinggalan dengan satu candi lagi yang sangat terkenal dan sudah ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO, yup candi prambanan..
Candi sewu
Candi prambanan
Candi prambanan masih berada di kawasan kota, jadi mudah dijangkau oleh transportasi umum, saya dan teman saya memilih trans jogja  untuk sampai ke prambanan.
Kawasan candi prambanan cukup luas, jadi perlu persiapan tenaga ya sobat.., berbeda dengan candi borobudur yang halaman dan stupanya berada dalam satu lingkup, candi prambanan terpisah satu sama lain.

Setelah puas melihat-lihat isi candi prambanan, kamipun berkereta menuju candi sewu, candi sewu masih terletak di kawasan prambanan, cuma agak sedikit jauh, pilihan lain sobat bisa rental sepeda dan berkeliling sepuasnya,dan sebelum pulang, tidak lupa saya juga menengok isi museum yang menyimpan benda-benda bersejarah.

Tiga hari di Jogja tidak terasa, akhirnya kami pulang ke kampung halaman teman saya yaitu di Juana, Pati. Perjalanan menggunakan jasa travel membutuhkan waktu 6 jam dengan jalan yang berliku dan naik turun.
Selama di pati kami merencanakan perjalanan lagi, dan akhirnya Semarang pun menjadi kota tujuan kami.
Menuju ke Semarang butuh waktu 2 jam dari juana dengan menggunakan jasa angkutan bis antar kota, di Semarang tempat yang paling ingin saya kunjungi yaitu lawang sewu. Setelah hilir mudik naik angkot dan nanya kiri kanan, akhirnya kami sampai di lawang sewu.
Rasa penasaran saya akan stasiun kereta api ini sangat besar, tayangan di televisi yang sering menayangkan berbagai cerita mistis dari tempat ini membuat saya ingin mengetahuinya secara detail.
Lawang sewu
Benar saja, begitu dipintu masuk para petugas langsung menawarkan kami jasa pemandu, belum sempat saya jawab, teman saya dengan spontan menolaknya, sedikit tercengang tetapi saya diamkan saja.
Sampai di taman saya bertanya ke teman saya, kenapa kamu meolak jasa pemandu? dengan pd dia menjawab untuk mengirit dan dia rasa kalau hanya berkeliling ruangan tidak perlu pemandu.
Sedikit merinding akhirnya kami pun berkeliling mengitari ruangan ruangan yang ada, ada beberapa ruangan yang tidak boleh dimasuki karena masih tahap pemugaran, sedikit kecewa juga.
Sesuai dengan nama lawang sewu yang artinya seribu pintu, stasiun ini mempunyai banyak sekali pintu, pintu-pintu tersebut masih asli peninggalan dan terbuat dari kayu.
cluster bawah tanah
Puas berkeliling dan berfoto-foto kami berniat untuk kembali ke taman utama, tapi ternyata kami sampai di cluster bawah tanah, sampai disini teman saya tidak berminat untuk memasuki cluster bawah tanah, tetapi rasa penasaran saya berhasil juga memaksa dia untuk menemani saya :) kali ini kami ditemani seorang pemandu, menuruni tangga kayu yang basah dan berderak-derak membuat saya serasa shoothing film horor wew -__-!. Hanya sebuah senter dan sepasang sepatu boat yang menjadi perlengkapan kami, suasana di bawah tanah sangat lembab dan gelap, menurut pemandu ruangan ini dikhususkan sebagai tempat penampungan air yang berfungsi mendinginkan ruangan bagian atas, dan entah mengapa bisa menjadi penjara juga, katanya sih karena memang tempatnya tersembunyi dan tidak mudah diketahui orang.
Lorong demi lorong kami lalui, cerita sejarah dan cerita seram menjadi pengisi penjelajahan kami, sekitar setengah jam berada di bawah tanah akhirnya kami kembali ke ruangan atas dan mengakhiri petualangan kami.


Setelah Semarang, Kudus dan Jepara adalah kota selanjutnya yang kami kunjungi, mencoba kuliner di kota kudus tentu tidak luput dari soto kudus, soto ini nikmat tak terkira di kala perut kosong :D

Di Jepara sebenarnya tidak ada planning, kami berniat mengunjungi pantai kartini, tetapi karena salah arah akhirnya kami nyasar di pantai bandengan, yah lumayan seru menikmati petualangan bahari di pantai bandengan, dengan perahu kayu kami menyebrang ke pulau panjang, ombak yang besar dan menerpa kami membuat kami basah kuyup oleh air asin, hmmm seru..:)

Tak terasa sudah seminggu kami menghabiskan waktu,  menjelajah kota-kota penuh pesona di Jawa tengah. Budget pun menipis, hari-hari selanjutnya hanya kami habiskan dengan berkeliling kota dan berkeliling kampung, berhubung masih suasana lebaran saya pun mengantar teman saya bersilahturahmi ke rumah keluarga dan teman-temannya, selebihnya kami menghabiskan waktu mencoba kuliner khas Jateng dan nongkrong di alun-alun.